Banyumas, Kompas - Memasuki musim tanam pertama pada awal November ini, para petani di wilayah Kecamatan Kemranjen, Sumpiuh, dan Tambak, Kabupaten Banyumas, mengaku khawatir akan serangan berbagai jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti wereng, keong mas, dan tikus.
Pasalnya, lahan pertanian mereka saat ini terlalu lembap akibat tingginya curah hujan serta genangan banjir beberapa hari lalu.
”Kalau terus-menerus banjir seperti ini selalu diikuti datangnya hama seperti awal tahun lalu. Tapi mungkin saja sekarang lebih parah karena hujannya lebih banyak dan kena banjir pula,” kata Sumarsam (51), petani di Desa Banjarpanepen, Sumpiuh, Jumat (5/11) pekan lalu.
Hama keong mas dan tikus adalah momok utama petani setempat dalam beberapa musim tanam terakhir. Dua jenis hama itu paling sulit diberantas karena perkembangbiakannya cepat.
Demikian juga wereng batang coklat. Meskipun sempat menghilang pada musim tanam 2009, hama yang merusak batang padi sejak usia dini ini sudah mulai kembali sejak musim tanam kedua 2010 lalu.
Sebagian petani padi di Sumpiuh, Tambak, dan Kemranjen saat ini sudah memulai masa pembenihan padi. Masa pembenihan ini akan berlangsung selama 25 hari. Akhir November sudah mulai tanam bibit.
Petugas pengamat hama pada Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jateng, Katiran, mengatakan, dengan curah hujan yang tinggi saat ini, sedapat mungkin petani harus membuat kering lahan pertanian sebelum memulai masa tanam. (HAN)
Plant, Science, Biotechnology, PCR, Genome, Genes,
0 Comments